Peneliti menawarkan pendekatan baru untuk menjaga spesies kelautan yang invasif. Caranya adalah dengan memakannya hewan-hewan tersebut.
Mulai dari pterois, atau lionfish yang melanda batu karang di lepas pantai Florida, sampai ke Asian carp, atau sejenis ikan mas yang populasinya meluas sampai ke Great Lakes, makhluk eksotis ini melahap dan mengalahkan ikan setempat dan mengganggu ekosistem.
“Manusia adalah predator yang paling luas di planet Bumi,” kata Philip Kramer, Director of the Caribbean Program for the Nature Conservancy, dikutip dari New York Times, 11 Juli 2011.
Rabu, 13 Juli 2011
Laba-Laba Berbahaya Ancam Jerman
Salah satu spesies laba-laba yang paling agresif dan berbahaya muncul di sebuah supermarket di Bexbach, Jerman. Setelah kemunculannya di sebuah supermarket setempat, hewan ini kemungkinan sedang berkeliaran di jalan-jalan sekitar.
Dikutip dari Spiegel Online, 12 Juli 2011, kejadiannya dimulai saat seorang karyawan supermarket membuka kemasan pisang impor. Saat dibuka, ia terkejut melihat seekor laba-laba muncul dari boks dan berlari ke bawah rak.
Setelah mencari informasi di Internet terhadap makhluk tersebut, karyawan itu melaporkan bahwa ia telah berpapasan dengan Brazilian Wander Spider, salah satu laba-laba paling berbahaya di dunia.
Dikutip dari Spiegel Online, 12 Juli 2011, kejadiannya dimulai saat seorang karyawan supermarket membuka kemasan pisang impor. Saat dibuka, ia terkejut melihat seekor laba-laba muncul dari boks dan berlari ke bawah rak.
Setelah mencari informasi di Internet terhadap makhluk tersebut, karyawan itu melaporkan bahwa ia telah berpapasan dengan Brazilian Wander Spider, salah satu laba-laba paling berbahaya di dunia.
Label:
dunia
Inilah Akhir Perdebatan Punahnya Dinosaurus
Palaeontologis di seluruh dunia akhirnya bisa mengakhiri perdebatan sengit selama 30 tahun terakhir seputar teori yang menyebabkan punahnya dinosaurus dari muka Bumi.
Sejauh ini, ada dua teori bagaimana punahnya dinosaurus. Teori pertama, dinosaurus sudah punah secara bertahap jauh sebelum hantaman batu raksasa pada planet ini sekitar 65 juta tahun lalu. Penyebabnya adalah pemanasan global dan kenaikan permukaan air laut.
Teori kedua menyebutkan, meteor yang jatuh di Semenanjung Yucatan, di kawasan tenggara Meksiko itulah yang memicu kepunahan massal. Meteor ini menyebabkan kebakaran raksasa, melontarkan serpihan debu ke langit dan memblokir sinar matahari selama ratusan juta tahun.
Sejauh ini, ada dua teori bagaimana punahnya dinosaurus. Teori pertama, dinosaurus sudah punah secara bertahap jauh sebelum hantaman batu raksasa pada planet ini sekitar 65 juta tahun lalu. Penyebabnya adalah pemanasan global dan kenaikan permukaan air laut.
Teori kedua menyebutkan, meteor yang jatuh di Semenanjung Yucatan, di kawasan tenggara Meksiko itulah yang memicu kepunahan massal. Meteor ini menyebabkan kebakaran raksasa, melontarkan serpihan debu ke langit dan memblokir sinar matahari selama ratusan juta tahun.
Label:
sainstek
Inilah Akhir Perdebatan Punahnya Dinosaurus
Palaeontologis di seluruh dunia akhirnya bisa mengakhiri perdebatan sengit selama 30 tahun terakhir seputar teori yang menyebabkan punahnya dinosaurus dari muka Bumi.
Sejauh ini, ada dua teori bagaimana punahnya dinosaurus. Teori pertama, dinosaurus sudah punah secara bertahap jauh sebelum hantaman batu raksasa pada planet ini sekitar 65 juta tahun lalu. Penyebabnya adalah pemanasan global dan kenaikan permukaan air laut.
Teori kedua menyebutkan, meteor yang jatuh di Semenanjung Yucatan, di kawasan tenggara Meksiko itulah yang memicu kepunahan massal. Meteor ini menyebabkan kebakaran raksasa, melontarkan serpihan debu ke langit dan memblokir sinar matahari selama ratusan juta tahun.
Sejauh ini, ada dua teori bagaimana punahnya dinosaurus. Teori pertama, dinosaurus sudah punah secara bertahap jauh sebelum hantaman batu raksasa pada planet ini sekitar 65 juta tahun lalu. Penyebabnya adalah pemanasan global dan kenaikan permukaan air laut.
Teori kedua menyebutkan, meteor yang jatuh di Semenanjung Yucatan, di kawasan tenggara Meksiko itulah yang memicu kepunahan massal. Meteor ini menyebabkan kebakaran raksasa, melontarkan serpihan debu ke langit dan memblokir sinar matahari selama ratusan juta tahun.
Label:
sainstek
Ilmuwan: Monster Laut Benar-benar Ada
Monster laut seperti yang dideskripsikan dalam kisah-kisah pelaut kuno, bukan berarti sepenuhnya mitos. Sejumlah ilmuwan mengklaim, mahluk itu nyata. Meski, penampakan mereka tak seperti yang digambarkan Film 'Jurassic Park', tak mirip mahluk prasejarah.
Para ilmuwan mendiskusikan kemungkinan adanya mahluk raksasa di dalam laut yang belum ditemui dalam ajang Zoological Society of London (ZSL). Salah satu pembicara adalah ilmuwan palaeontolog, Dr Darren Naish. "Sejumlah penampakan 'monster laut' yang dilaporkan tidak semuanya bisa dikatakan sebagai salah tafsir, ketidaktahuan, atau hoaxalias kabar bohong," kata dia seperti dimuatDaily Mail, Selasa 12 Juli 2011.
Para ilmuwan mendiskusikan kemungkinan adanya mahluk raksasa di dalam laut yang belum ditemui dalam ajang Zoological Society of London (ZSL). Salah satu pembicara adalah ilmuwan palaeontolog, Dr Darren Naish. "Sejumlah penampakan 'monster laut' yang dilaporkan tidak semuanya bisa dikatakan sebagai salah tafsir, ketidaktahuan, atau hoaxalias kabar bohong," kata dia seperti dimuatDaily Mail, Selasa 12 Juli 2011.
Label:
sainstek
Rabu, 06 Juli 2011
Teori Baru Punahnya Nenek Moyang
Sebuah studi yang diketuai oleh Etty Indriati, peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia melakukan investigasi dari dua situs di sungai Bengawan Solo. Dari penelitian, disimpulkan bahwa Homo erectus kemungkinan tidak tinggal di habitat yang sama dengan manusia modern.
Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Temuan ini memunculkan keraguan pada teori evolusi manusia sebelumnya dan mengindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern itu punah jauh lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Label:
sainstek
Langganan:
Postingan (Atom)